Diberdayakan oleh Blogger.

29 Januari 2011

Tips Wisata Murah ke Malaysia & Thailand (II)

Banyak memang, tulisan yang mengulas tentang berbagai cara dan tips agar kantong tak jebol saat pergi berpesiar ke negeri jiran Malaysia,Thailand atwpun Singapore. Tulisan ini, setidaknya hanya bahagian dari pembaca yang ingin menambah wawasan saat ingin berwisata ke negeri tersebut.

Kali ini, penulis coba mengurai rute perjalanan yang murah bila kita sudah sampai ke Pulau Penang, sebuah negeri bagian di Malaysia yang memiliki sejumlah potensi menarik untuk di kunjungi. Karena uraian perjalanan ini akan membahas pula rute jalan-jalan ke Kuala Lumpur dan Hatyai-Thailand bila sudah nyampe di Penang. Maka untuk di Penang, tiada salahnya daerah-daerah wisata yang baik ntuk di kunjungi agak dipersingkat dalam tulisan ini

Menjejak kaki di Pulau Penang, terasa kurang afdhol rasanya bila tidak menikmati panorama seluruh kepulauan tersebut melalui gedung tertinggi di kepulauan tersebut, yakni Komtar (Komplek Tun Abdul Razak). Selain berfungsi sebagai pusat perbelanjaan modern dan perkantoran di daerah itu, termasuk ditempatkannya sejumlah pemancar telekomunikasi. Di gedung tersebut, kita jg bisa menikmati pemandangan alam dari lantai teratas gedung tersebut.

Hanya saja untuk menikmati pemandangan dari puncak gedung pencakar langkit Penang tersebut, kita harus rela merogoh kocek. Bila tidak ada kenaikan tarif lagi, untuk naik melalui lift gedung tersebut pengunjung di kenakan 25 RM. Pada tahun 2005, hanya 10 RM. sayangnya, sejumlah teropong yang ada di lantai tersebut, kini tak dapat berfungsi lagi. Alhasil, untuk menikmati pemandangan tersebut terpaksa kita langsung menatap langsung setelah beradaptasi sekitar 10-15 menit, karena tingginya gedung tersebut.

Di Penang, kita juga bisa mengunjungi kawasan pantai Batu Ferringgi maupun Bukit Bendera. Lagi-lagi, biar kantong tidak terasa terkuras, sangat di sarankan untuk menaiki bus Rafid yang ada. Selain murah, fasilitas di bus tersebut juga di lengkapi AC dan WIfi. Untuk soal makanan, memang banyak rumah makan di daerah itu, menu dan cita rasanya tidak sesuai dengan lidah orang Indonesia kebanyakan. Jangan khawatir, di depan markas polis di negeri tersebut terdapat pajak tradisonal. Masuk aja, karena tak jauh di dalamnya - sekitar 100 meter - ada rumah makan Padang. Selain itu, di samping markas polis tersebut, yakni Street Darussalam jg ada rumah amakan bercita rasa Thailand. Rasanya, sepertinya agak cocok dengan lidak kita ketimbang menu nasi Kandar yang banyak terpampang di banyak rumah makan di daerah itu.

Kalau sudah puas berkeliling Penang, tinggal pilih, mau melanjutkan perjalanan ke Kuala Lumpur atau Thailand. Seperti pernah di bahas dalam tulisan sebelumnya, untuk menuju ke Kuala Lumpur, Thailand, Singapura atw daerah lain di negeri jiran terseb ut, bisa melalui Komtar atau terminal sungai nibung. Setiap harinya, ada banyak bus yang berangkat dari Penang ke Kuala Lumpur. Rata-rata, lama perjalanan ke Ibukota Malaysia tersebut dari Penang sekitar 4-5 jam. Sedangkan ke Hatyai-Thailand, dari Penang sekitar 2,5 jam perjalanan.

Kalau mau ke Kuala Lumpur terlebih dahulu, baru nantinya melanjutkan perjalan ke Hatyai-Thailand, jarak tempuhnya sekitar 8 jam dari terminal Pudu Raya-Kuala Lumpur. Bingung, baiknya kita meluncur terlebih dahulu ke Kuala Lumpur. Alasannya, hanya sekedar jalan-jalan saja. Sementara kalau untuk oleh-oleh, ada baiknya di beli di Thailand. Artinya, kalau sudah beli oleh-oleh, rasanya nggak enak kalau di bawa ke sana kemari. Mendingan, kan balik aja langsung ke kampung halaman. hehehe...

Nah, kalau bus yang kita naiki udah nyampe ke Kuala Lumpur. Penumpang akan di turunkan di kawasan terminal Pudu Raya. Dari kawasan tersebut, kalau mau nyari hotel murah cukup banyak. Hanya saja, mungkin terasa kurang nikmat. Mengapa ??? mungkin lokasi dekat terminal. Rasanya, kurang sregg aja. Sebagai alternatif, di jalan Putra Kuala Lumpur ada hotel kecil bernama Hotel Putra. Harga kamar, sekitar 50-75 RM permalam. Kondisi kamarnya pun lumayan bagus. Selain ada TV dan AC, di kamar tersebut jg tersedia kamar mandi. jadi tidak perlu harus keluar segala sebagaimana kebanyakan hotel bertarif murah di negeri tersebut.

Lagi pula, letak hotel mash berada di kawasan Chouket, sebuah kawasan yang cukup di kenal untuk berbelanja bagi wisatawan. Selain bus Rafid, kita juga bisa menikmati kendaraan murah jasa perkereta api-an yang cukup aktif operasioanlnya di kawasan itu. Bagi pemula, untuk mengetahui tata cara menaiki KTM (sebutan untuk kereta api di daerah itu), tinggal perhatikan aja bagaimana orang-orang di daerah itu membeli tiket melalui mesin otomatis. Mengenai tujuan, lihat aja peta tujuan kereta api yang terdapat di semua terminal KTM di kawasan tersebut. Hanya saja yang patut di ingat, selama berada di Malaysia, jangan coba-coba paspor di tinggal di hotel. Sebab kalau nasib lagi apes, bisa saja saat berjalan-jalan ada operasi yang di gelar polisi negeri tersebut. Karena tak bawa paspor, kita bisa di anggap pendatang haram di negeri Mahatir tersebut. Kawasan KLCC, Bukit Bintang dan Genting Higland, plus kawasan Putrajaya tempat berkantornya PM Malaysia setidaknya patut ntuk di kunjungi.

Setelah letih berkeliling dan ingin melanjutkan perjalanan ke Hatyai-Thailand, tinggal pergi aja ke terminal Puduraya. Kalau terminal tersebut masih belum siap di rehab, terpaksa kita menuju ke Bukit Jalil. Di sana, sementara diletakan terminal sementara pengganti Puduraya. Letaknya, agak jauh memang.

Menuju ke Hatyai, kocek yang harus kita rogoh untuk membeli tiket bus sekitar 32 RM. Kalau kurs rupiah Rp 3000 per 1 RM, sekitar Rp 96 ribu lah hitungan uang kita. Di sarankan, ambil tiket bus perjalanan malam. Sebab, kalau perjalan malam, setidaknya kita bisa menghemat pengeluaran untuk biaya hotel pada hari itu. Lama perjalanan Kuala Lumpur- Hatyai Thailand sekitar 7-8 jam. Sebelum masuk ke Thailand melalui jalur Thailand Selatan tersebut, terlebih dahulu kita harus melalui pemeriksaan paspor di imigrasi Malaysia dan Thailanda yang hanya berjarak sekitar 1 KM dari perbatasan masing-masing. Kawasan tersebut terkenal dengan nama Bukit Kayu Hitam.

Hanya saja dalam pemeriksaan di Imigrasi Thailand, sebagaimana kebiasaan wisatawan yang masuk ke negeri tersebut, slipkan aja dua lembar uang 1 RM di dalam paspor. Biasanya, begitu di buka, petugas tidak banyak tanya dan langsung menyetempel tanda masuk di paspor kita. Setelah itu, tinggal melanjutkan perjalanan menuju Hatyai. Oh ya, gerbang pintu keluar masuk Thailand tersebut berada di sebuah kota kecil negeri gajah putih tersebut. Dannok, nama kota kecil tersebut.

Walau kota kecil, tapi hotel-hotel bintang tiga dan empat sudah ada di kota tersebut. Kalau ingin menginap di kota tersebut, juga bisa. Biaya kamar hotelnya juga tergolong sangat murah. Sekitar 39-50 RM per malam -chek out jam 1 siang-. Dari Dannok menuju Hatyai, sekitar 1 jam perjalanan lagi. Biasanya, bus atau mobil van yang kita tumpangi dari Kuala Lumpur atw Penang, akan setia menunggu seluruh penumpangnya selama proses ke imigrasikan. Karenanya jangan khawatir, bakal di tinggal.

Sebagaimana di hampir kota besar di Thailand, termasuk Hatyai, wisata yang sangat menonjol yakni wisata malamnya. Suasana malam, terasa lebih ramai di banding siang. Tapi bagi yang enggan menikmati wisata malam ala Thai tersebut, di Hatyai kita bisa jalan-jalan ke Pantai Songkhla yang hanya berjarak sekitar 40 menit dari pusat kota tersebut. Untuk membeli oleh-oleh, sebuah pasar tradisional terbesar di kota tersebut, yakni Sambu, patut untuk kita kunjungi. Bagi yang hobi tas kulit, harga yang di tawarkan di pasar tersebut sangat miring di banding di Malaysia dan Indonesia. Selama melancong di Thailand, uang yang kita bawa serasa berharga dan bernilai walau pun 1 bath mata uang Thailand = Rp 300. Hal tersebut lebih dikarenakan biaya penginapan hotel dan belanja souvenir dan oleh-oleh lebih miring harganya. Nah kalau balik kembali ke Penang, kita bisa membeli tiket di hampir semua counter travel yang banyak berserak di kota tersebut.
Baca Selanjutnya....

28 Januari 2011

Sekapur Sirih Anak Stabat Online

Sekilas, sebahagian mungkin mengira 'Anak Stabat Online' hanya diperuntukan bagi mereka yang hanya berdomisili, pernah berdomisili atau asal usul orangtua dan garis keturunanannya berada di Stabat. Penilaian sepertinya, setidaknya sangatlah wajar. Namun, tak sepenuhnya benar.
Stabat, merupakan salah satu kecamatan dan kini menjadi Ibu Kota Kabupaten di Langkat. Pada masa sebelum kemerdekaan, Stabat termasuk pula dalam salah satu Kejuruan (Raja Kecil) di Pemerintahan Kesultanan Langkat. Sebuah masjid raya perpaduan aksitektur Timur Tengah, India dan Cina yang hingga kini masih berdiri kokoh di daerah itu, setidaknya menjadi bukti sejarah bahwa Stabat pernah dan merupakan bahagian dari wilayah Kesultanan Langkat.


Ketertarikan penulis mencantumkan nama Stabat, lebih dari sebuah pengalaman pribadi yang dialami saat menimba ilmu dan bekerja di luar Kabupaten Langkat. Sering terjadi dalam pergaulan sehari-hari ketika itu, teman yang berdomisili di Secanggang, Hinai, Tanjungpura dan lainnya di Langkat mengaku 'anak' Stabat. Padahal, Secanggang, Hinai, Tanjungpura merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Langkat, terpisah dengan Stabat. Penyebutan nama Secanggang, Hinai dan Secanggang ditulisan ini merupakan sebuah sample dari 23 kecamatan yang ada di Langkat.

Pengalaman pribadi itu pula-lah yang mendasari penulis untuk tidak ragu-ragu mencantumkan tajuk Anak Stabat Online dalam posting ini. Bagi yang berpikiran murni dan ingin menjalin silaturrahmi, tak ada salahnya menjadikan posting ini sebagai salah satu media merajut silaturrahmi, menambah wawasan dan pengetahuan..Salam Anak Stabat, Anak Langkat...
Baca Selanjutnya....

Graha Peta Dunia

Kabar Dari Dunia Muslim

Followers

Dendang Melayu

 

Copyright © 2009 by Anak Stabat Online

Template by Blogger Templates | Powered by Blogger